Senin, 23 April 2012

23 April, dalam sepi, menggores hati, sebuah guru membisikkan kata hati

Perempuan, Rumah Kenangan
Sebuah novel karangan M Aan Mansyur baru selesai ku baca, isinya bener2 penuh dengan sayat2 pelajaran hidup. Banyak hal yang bisa aku petik dari sini. Kehidupan itu harus jalan terus dengan segala konsekuensi dari apa yang telah kita putuskan. Keteguhan dari sebuah keputusan yang kita ambil adalah awal dari segala jalan hidup kita. Arah hidup kita, kita sendiri yang menentukan mau jadi orang baik atau menjadi orang munafik yang meninggalkan orang-orang baik. Itu semua pilihan. Sekali lagi itu semua pilihan hidup kita.

Kebahagiaan....
Setiap orang berhak mendapatkan apa yang dia inginkan termasuk kebahagiaan tapi apa yang kita sebut "kebahagiaan" itu terkadang hanya sebuah mimpi yang diberikan oleh orang yang pernah menemani hari-hari kita. Apa yang kita sebut kebahagiaan tak selamanya kita sebut kebahagiaan. Kebahagiaan yang pernah kita impi-impikan terkadang akan berbalik menjadi "hujan" dan "angin puyuh" bagi kehidupan kita. Tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali satu kasih sayang seorang ibu-perempuan yang selalu mengajarkan banyak hal berharga dalam hidup kita.

Impian....
Setiap orang berhak mendapatkan apa yang ingin dia miliki  meskipun apa yang ingin dia miliki tak selamanya dapat ia pertahankan. Cinta dan kesetiaan dua hal yang sangat ingin dimiiliki oleh semua orang di seluruh jagad raya ini, tapi tak selamanya apa yang kita sebut cinta dan kesetiaan itu kita peroleh dari orang yang kita cintai. Perasaan seseorang tidak akan ada yang tahu kecuali Tuhan. Perasaan seseorang juga tidak bisa dipaksakan karena akan sangat sia-sia memaksakan perasaan pada orang yang tidak mau dan tidak akan pernah lagi menginginkan kita. Apa yang terjadi pada hidup ini adalah suratan takdir yang sudah diatur oleh Sang Maha Kuasa. Setiap hal dalam hidup ini telah diatur dengan detail dan rapi oleh Tuhan termasuk jodoh. Takdir Tuhan tak ada yang tahu,kita sebagai manusia hanya bisa berusaha.

Kenangan....
Menjalani hari-hari bersama orang yang kita cintai kan sangat indah jika bisa berlangsung sampai pernikahan. Namun, jika hubungan kita dan dia tidak bisa sampai ke ujung jalan yang sakral itu, semua yang pernah kita jalani dengan dia hanya akan menjadi sebuah kenangan.Tinggal bagaimana kita menjalani hari-hari kita dengan kenangan itu, apakah menjadi jinak atau mati terjerat dalam sejenak.

       "Aku tak akan pernah mau mencoba menipu kenangan dengan melupakannya, sebab        kenangan punya banyak cara untuk menjerat lalu membunuh kita. Sesungguhnya manusia tidak lebih dari seekor binatang bodoh dan lemah di hadapan kenangan. Hanya ada dua pilihan; menjadi jinak atau mati terjerat dalam sejenak. Perempuan itu memilih melawan kenangan, dan itu artinya ia tinggal menanti saatnya tiba ia mati terjerat. Aku memilih menjadi jinak, menjadi binatang piaraan kenangan. Aku dibuatkannya rumah yang begitu nyaman untuk ditempati, rumah kenangan."

Petikan salah satu paragraf dalam novel ini-yang menurut aku sangat dalam artinya-mengisyaratkan kita agar jangan pernah menghindari kenangan karena kenangan adalah bagian dari hidup kita. Tanpa kenangan hidup kita akan hamar tak ada maknanya, tak ada pelajaran yang dapat kita petik, tak ada detail dari hidup kita yang dapat kita tuliskan dalam sebuah kertas dan kita bisikkan pada orang lain.

Semua pelajaran yang aku dapatkan dari novel ini,akan menjadi inspirasi dalam menjalani hari-hariku kedepan. Aku berharap ada ratusan bahkan jutaan orang yang dapat mengambil pelajaran berharga dari apa yang dia lihat, dengar dan rasakan seperti aku yang berhasil mengambil pelajaran yang sangat berharga dari novel ini.

Senin, 12 Maret 2012

Polikultur,Alternatif Budidaya Ikan yang Menjanjikan


Akuakultur adalah usaha pemeliharaan atau budidaya biota (organisme) air dalam perairan yang terkontrol maupun semi terkontrol. Akuakultur memberikan gambaran tentang pengelolaan ikan dalam budidaya dengan baik yang mencakup bagaimana kita mengenal jenis pakan dan intensitas pakan bagi organisme air, hama penyakit yang menyerang ikan, tingkah laku dan sebagainya. Di Indonesia, akuakultur dapat menjadi alternatif untuk mengatasi beberapa masalah dalam perikanan tangkap seperti terjadinya overfishing dan masalah persaingan dengan nelayan-nelayan asing. Selain itu, budidaya air tawar (akuakultur) juga dapat menjadi elemen yang menghasilkan pendapatan. Budidaya ikan dalam skala besar (komersial) dapat menciptakan lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Usaha budidaya ikan dibedakan menjadi dua yaitu budidaya ikan secara monokultur dan budidaya ikan secara polikultur. 
Menurut Afrianto dan Liviawaty (2003) sistem polikultur yaitu pada satu kolam dipelihara berbagai jenis ikan yang membutuhkan jenis makanan yang berbeda sehingga setiap jenis ikan tidak akan bersaing dalam mencari makanan. Untuk meningkatkan produktifitas kolam banyak petani ikan menerapkan sistem polikultur ini.
Usaha budidaya ikan secara polikultur membutuhkan teknik dan manajemen tertentu. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik kita perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam budidaya ikan. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahap persiapan, tahap penebaran, tahap pemeliharaan, dan tahap pemanenan. Dalam pemeliharaan, kita perlu memperhatikan tentang manajemen pakan, kualitas air, dan monitoring terhadap hama dan penyakit ikan. Dengan mempertahankan setiap tahap dalam budidaya ikan, maka kita dapat memaksimalkan produktivitas ikan dan menghasilkan survival rate yang tinggi. Pemilihan spesies atau kultivan dalam budidaya polikultur juga menjadi faktor penentu keberhasilan budidaya polikultur. Spesies atau kultivan yang akan dibudidayakan hendaknya memiliki habitat hidup yang berbeda. Sebab, tujuan dari budidaya polikultur adalah memaksimalkan daya dukung kolam (carrying capacity) dengan memanfaatkan seluruh kolom air pada kolam.
 Budidaya ikan patin dan ikan nila merah dalam satu wadah budidaya merupakan salah satu contoh budidaya polikultur. Pemilihan kedua spesies ini dikarenakan ikan patin merupakan ikan yang suka hidup di dasar perairan sedangkan ikan nila merah merupakan ikan yang suka hidup di permukaan sehingga penggunaan kedua spesies ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi daya dukung kolam (carrying capacity) dengan memanfaatkan seluruh ruang pada kolam.

Sistem polikultur memiliki keuntungan antara lain (Afrianto dan Liviawaty, 2003):
1.   Makanan alamiah yang tersedia di kolam dapat dimanfaatkan oleh ikan secara efektif, sehingga tidak ada lagi makanan alamiah yang terbuang sia-sia,
2.   Penggunaan lahan menjadi efisien, karena dalam luas yang sama dapat dipelihara ikan dengan kepadatan yang lebih tinggi,
3.   Secara keseluruhan, produksi kolam akan meningkat karena jumlah ikan yang dipelihara dalam satu kolam lebih banyak,
4.  Produksi tiap spesies ikan akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil pemeliharaan dengan sistem monokultur. Diduga telah terjadi peningkatan produksi makanan alamiah sebagai akibat dari proses pemupukan oleh kotoran ikan,
5.    Tingkat kepadatan setiap spesies ikan pada sistem polikultur umumnya sama atau sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan spesies tersebut pada sistem monokultur. Ini dimungkinkan karena setiap ikan mempunyai jenis atau daerah makan yang berbeda. 
            Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa budidaya ikan secara polikultur lebih menguntungkan dibandingkan budidaya ikan secara monokultur. Pengefisiensian kolom kolam menjadi penyebab mengapa budidaya polikultur lebih menguntungkan dan menjanjikan.
          


Senyawa-senyawa Nitrogen dalam Perairan

       Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah satu unsur utama pembentukan protein. Di perairan nitrogen biasanya ditemukan dalam bentuk ammonia, ammonium, nitrit dan nitrat serta beberapa senyawa nitrogen organik lainnya. Pada umumnya nitrogen diabsorbsi oleh fitoplankton dalam bentuk nitrat (NO3 – N) dan ammonia (NH3 – N). Fitoplankton lebih banyak menyerap NH3 – N dibandingkan dengan NO3 – N karena lebih banyak dijumpai diperairan baik dalam kondisi aerobik maupun anaerobik.Senyawa-senyawa nitrogen ini sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam air, pada saat kandungan oksigen rendah nitrogen berubah menjadi amoniak (NH3) dan saat kandungan oksigen tinggi nitrogen berubah menjadi nitrat (NO3 ) (Welch, 1980).
       Sumber ammonia di perairan adalah hasil pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air, juga berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur yang dikenal dengan istilah ammonifikasi. Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih kecil daripada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat serta antara nitrat dan gas nitrogen yang biasa dikenal dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi (Effendi, 2003).

Daftar Pustaka

Effendie. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta. 
Welch, P. S. 1980. Limnologi Methods. Mc. Grawhill Book Company Inc. New York.

       

Eutrofikasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan Tawar

A. Latar Belakang
Ekosistem air tawar dapat terbagi menjadi dua yaitu perairan tergenang dan perairan mengalir. Perairan tergenang adalah perairan diam dengan volume air yang relatif konstan. Sedangkan perairan mengalir adalah perairan yang menuju ke suatu badan air dengan debit air tertentu dan volume air yan berubah-ubah. Aliran air yang masuk ke badan air baik perairan tergenang maupun perairan mengalir sering membawa bahan-bahan buangan organik dan anorganik. Aktivitas penduduk sekitar perairan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas suatu perairan. Salah satu akibat pembuangan limbah dari penduduk ke perairan adalah terjadinya eutrofikasi pada perairan.

B. Pembahasan
        Eutrofikasi merupakan pengkayaan (enrichment) air dengan adanya nutrient (nitrogen dan fosfor) yang berupa bahan anorganik dan sanat dibutuhkan oleh tumbuhan dan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan (Mason, 1993). Proses pengkayaan unsur hara pada daerah perairan merupakan suatu proses yang penting dalam pencemaran air. Adanya proses pengkayaan unsure hara pada air, menyebabkan ransangan terhadap pertumbuhan ganggang dan makrofit. Pertumbuhan ganggang dan makrofit yang abnormal akan menyebabkan memburuknya sumber daya perikanan dan menurunnya kualitas air.
       Menurut Goldmen and Horne (1983), eutrofikasi perairan danau dibagi menjadi dua yaitu eutrofikasi kultural (cultural eutrophication) dan eutrofikasi alamiah (natural eutrophication). Eutrofikasi kultural disebabkan oleh terjadinya proses peningkatan unsur hara di perairan oleh aktivitas manusia yang terjadi di sepanjang aliran sungai masuk inlet ke perairan danau (Payne, 1986). Sedangkan eutrofikasi alamiah (natural eutrophication) terjadi akibat adanya aliran yang masuk yang membawa detritus tanaman, garam-garaman dan disimpan dalam badan air selama waktu geologis. Kondisi ini akan terjadi apabila tanpa campur tangan manusia yang sifatnya mengganggu (Goldmen and Horne, 1983).
       Limbah yang masuk ke perairan secara terus-menerus, terutama limbah organik dapat menyebabkan terjadinya pengkayaan terhadap hara yang ada di badan air, sehingga dapat menghasilkan suksesi perairan yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi dapat dikarenakan beberapa hal, diantaranya: karena ulah manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan. Aktivitas manusia di bidang pertanian menyumbang penggaruh besar terhadap terjadinya eutrofikasi. Para petani biasanya menggunakan pestisida atau insektisida untuk memberantas hama tanaman agar tanaman tidak rusak. Namun botol-botol bekas pestisida atau insektisida tersebut dibuang secara sembarangan baik di sekitar lahan pertanian maupun di daerah aliran air seperti sungai dan parit. Hal inilah yang mengakibatkan pestisida dapat berada di tempat lain yang jauh dari area pertanian karena mengikuti aliran air hingga sampai ke sungai-sungai atau danau di sekitarnya. Selain itu, limbah organik yang berasal dari sisa-sisa atau buangan dari rumah tangga, industri, pemukiman, peternakan, dan perikanan juga dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Limbah organik tersebut berupa bahan organik yang biasanya tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, limbah organik yang berbentuk padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan sedangkan bentuk lainnya berada di badan air, baik di bagian yang aerob maupun anaerob. Semakin terakumulasinya limbah organik dalam perairan dapat menurunkan kualitas perairan, sehingga dapat membahayakan bagi kehidupan organisme perairan. Proses terjadinya pengkayaan perairan tawar oleh unsur hara berlangsung dalam waktu yang cukup lama, namun proses tersebut dapat dipercepat oleh berbagai aktivitas penduduk di sekitar perairan. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin tinggi di sekitar perairan, dapat mengganggu keseimbangan lingkungan perairan. Hal ini akan memberikan kontribusi pada laju penambahan zat hara dan limbah organik lainnya yang masuk ke badan air. Jumlah unsur hara yang masuk ke badan perairan biasanya lebih besar dari pemanfaatan unsur hara tersebut oleh biota perairan, sehingga akan terjadi penyuburan yang berlebihan (Ahl, 1980). Proses ini akan menjadi masalah besar jika perairan telah mulai menunjukkan gejala-gejala adanya eutrofikasi yaitu apabila telah terjadi peningkatan produktivitas yang disebabkan oleh masuknya bahan organik yang cukup drastik, sehingga dapat mempercepat terjadinya pengkayaan dan terjadinya pencemaran. Pengisian dan peningkatan sedimen secara cepat akan menyebabkan semakin cepat pula terbetuknya rawa dan hilangnya perairan (Payne, 1986). Menurut Goldman & Horne (1983) dan Sastrawijaya (2000), fosfor dan nitrogen merupakan unsur pembatas dalam proses eutrofikasi. Bila rasio N dan P > 12, maka sebagai faktor pembatas adalah P, sedangkan rasio N dan P < 7 sebagai pembatas adalah N. Rasio N dan P yang berada antara 7 dan 12 menandakan bahwa N dan P bukan sebagai faktor pembatas (non-limiting factor).
        Gejala eutrofikasi di perairan danau biasanya ditunjukkan dengan melimpahnya konsentrasi unsur hara dan perubahan parameter kimia seperti oksigen terlarut (DO), kandungan klorofil-a dan turbiditas serta produktivitas primer. Adanya Eutrofikasi pada suatu perairan juga dapat diketahui apabila telah terjadi perubahan warna air menjadi kehijauan, air yang keruh dan berbau busuk.
Limbah organik yang masuk ke suatu perairan akan mengalami dekomposisi dan menghasilkan senyawa nutrien (nitrogen dan fosfor) yang menyuburkan perairan. Nitrogen dan Fosfor merupakan unsur kimia yang diperlukan alga (fitoplankton) untuk hidup dan pertumbuhannya. Peningkatan kelimpahan fitoplankton akan diikuti dengan peningkatan kelimpahan zooplankton. Dikarenakan fitoplankton dan zooplankton adalah makanan utama ikan, maka kenaikan kelimpahan keduanya akan menaikan kelimpahan (produksi) ikan dalam badan air tersebut. Akan tetapi peningkatan konsentrasi nutrien yang berkelanjutan dalam badan air, apalagi dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan badan air menjadi sangat subur atau eutrofik dan akan merangsang fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang-biak dengan pesat sehingga terjadi blooming sebagai hasil fotosintesa yang maksimal dan menyebabkan peningkatan biomasa perairan tersebut.
         Peningkatan biomassa perairan karena fitoplankton akan merugikan dan mengancam keberlanjutan fauna karena perairan didominasi oleh fitoplankton yang tidak dapat dimakan dan beracun. Blooming yang menghasilkan biomasa tinggi juga merugikan fauna karena fenomena blooming selalu diikuti dengan penurunan oksigen terlarut secara drastis akibat pemanfaatan oksigen yang berlebihan untuk dekomposisi biomasa (bahan organik) yang mati. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut apalagi sampai batas nol akan menyebabkan ikan dan fauna lainnya tidak bisa hidup dengan baik dan mati. Selain menekan oksigen terlarut proses dekomposisi tersebut juga menghasilkan gas beracun seperti NH3 dan H2S yang pada konsentrasi tertentu dapat membahayakan fauna air, termasuk ikan. Selain badan air didominasi oleh fitoplankton yang tidak ramah lingkungan, eutrofikasi juga merangsang pertumbuhan tanaman air lainnya, seperti eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan hydrilla. Oleh karena itu, pada rawa-rawa dan danau-danau yang telah mengalami eutrofikasi tepiannya ditumbuhi dengan subur oleh tanaman air seperti eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan hydrilla. Selain menyuburkan fiplankton dan tanaman air, eutrofikasi juga menyuburkan cyanobacteria (blue-green algae) yang diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Adanya cyanobacteria akan meningkatnya penyakit kulit pada manusia.

C. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Eutrofikasi merupakan pengkayaan (enrichment) air dengan adanya nutrient (nitrogen dan fosfor) yang berupa bahan anorganik dan sanat dibutuhkan oleh tumbuhan dan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan
2. Eutrofikasi disebabkan oleh peningkatan biomassa akibat meingkatnya fitolankton
3. Adanya eutrofikasi menyebabkan melimpahnya konsentrasi unsur hara dan perubahan parameter kimia seperti oksigen terlarut (DO), kandungan klorofil-a dan turbiditas serta produktivitas primer
4. Adanya Eutrofikasi pada suatu perairan juga dapat diketahui apabila telah terjadi perubahan warna air menjadi kehijauan, air yang keruh dan berbau busuk.



Daftar Pustaka
Ahl, T. (1980), Eutrofication of Norwegian Freshwater in Relation to Natural Conditions. in: Eutrofication of Deep Lakes, Progress in Water Technology, 12(2):49 – 61.
Goldman, C.R. dan Horne, A.J. 1989. Limnology. McGraw Hill Company. New York.
Mason. 1993. Biology of Freshwater Pollution. John Willey and Sons. New York.
Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Edisi kedua. Rineka Cipta. Jakarta.
Payne, A.I. 1986. The Ecology of Tropical Lake and Rivers. John Wiley and Sons. New York.

Minggu, 03 Juli 2011

Hidup Indah dengan Musik

Aku bukan orang yang dilahirkan di keluarga seniman, bahkan dalam keluargaku tidak mengalir darah seni khususnya seni musik. Aku juga bukan orang yang mahir memainkan salah satu jenis alat musik, tapi menjadi salah satu anggota drum band dan vocal group saat SMP membuat aku menyukai musik dan menjadikan musik sebagai salah satu bagian dalam hidupku. Bagiku, musik dapat membangkitkan semangat hidupku. Setiap baris lirik yang disusun dalam sebuah lagu mengandung makna yang indah. Setiap nada yang dirangkai dalam setiap lagu menciptakan sebuah alunan yang sangat indah. Setiap genre musik mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri. Aku adalah orang yang menghargai semua jenis musik, tapi ada satu genre musik yang tidak aku senangi dan ada juga satu jenis musik yang tidak aku sukai. Sebelum aku melanjutkan tulisan ini, aku harus menggaris bawahi dahulu makna dari kata "tidak senang" dan "tidak suka". Menurut aku, ada perbedaan makna antara "tidak senang" dan "tidak suka". Dalam kamus aku, "tidak senang" berarti aku tidak mau tahu tentang suatu hal dan aku tidak akan pernah menyentuh hal itu, sedangkan "tidak suka" berarti aku mempunyai keinginan untuk mengetahui suatu hal tapi ada kalanya aku benci terhadap hal itu. Dangdut adalah jenis musik yang tidak aku senangi. Mengapa? Karena image tentang penyanyi dangdut yang "seperti itu" membuat aku sudah tidak tertarik untuk mendengarkan musik dangdut apalagi sampai menyukainya. Tapi, aku tetap menghargai musik itu dan orang-orang yang ada di dalamnya karena musik itu dibuat untuk menghibur orang lain.

Lagu-lagu melow yang mendayu-dayu, slow, dan penuh lirik yang menyayat hati adalah jenis musik yang tidak aku suka. Why? Soalnya lagu2 itu hanya pas didengerin waktu aku sedang galau dan bukan untuk membangkitkan semangat. Rock adalah musik yang aku suka, karena musik ini bisa merubah moodku. Ketika aku bete, marah atau bahkan ketika aku sedih musik ini bisa membuat aku melupakan masalah yang sedang aku hadapi. Selain itu, lirik2 dalam lagu beraliran rock itu simpel tapi mengandung makna yang dalam sehingga mendengarkan satu kali pun aku sudah dapat menebak maksud dari lagu itu.

Well, music is my life....,sehari ga dengerin music rasanya ada yang kurang dari hidupku. Rock music adalah jenis music yang paling aku suka, tapi aku selalu berusaha untuk menghargai orang-orang yang menyukai jenis musik lain. Apapun musik yang dipilih orang lain, itu adalah pilihan mereka. So, jangan jadikan musik sebagai salah satu alat untuk menciptakan sebuah perpecahan. Jadikan musik itu sebagai alat untuk membuat hidup kita menjadi indah. Dan aku sendiri sudah merasakan kalau hidup aku bisa menjadi indah dengan musik.

Rabu, 01 Juni 2011

A big thanks for you all, BDP'09

Dua tahun yang lalu tak pernah terpikir dalam benakku aku bisa kuliah di Jurusan Perikanan UGM Yogyakarta. Berminat untuk menginjakkan kaki disanapun nggak. Saat aku kelas III SMA, aku mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi di Jurusan atau program studi favorit seperti Teknologi Informatika,Ilmu Komunikasi, atau Desaign Grafis. But now, mata hatiku telah disadarkan oleh Tuhan. Gagal di UM UGM, bukan berarti aku ga bisa melanjutkan studi di UGM. Sebuah keberuntungan itu tiba kettika aku mengikuti SNMPTN dan aku dinyatakan diterima di program studi Budidaya Perikanan UGM. Diawal kuliah, aku sama sekali buta aka perikanan bahkan ngerti tentang seluk beluk ilmu perikanan secara global aja nggak. Satu bulan...dua bulan aku mengikuti perkuliahan, aku mulai mengerti tentang dunia perikanan dan aku juga mulai senang kuliah disini. Aku merasa bahwa inilah "duniaku", aku ditakdirkan untuk kuliah disini. Disini aku mendapatkan banyak hal. Teman-teman baru, dunia baru dan pengalamanan baru.

Sekarang, ketika aku sudah semester IV, aku semakin menyukai kuliah disini. Kuliah full, jadwal praktikum yang padat, laporan dan tugas kuliah yang banyak, tak menjadikan ku sebuah beban, tapi lebih kepada sebuah tanggung jawab aku pada diriku sendiri, orang-orang yang sayang aku dan terlebih lagi pada orang tuaku. A big thanks for temen-temen BDP 2009 yang telah membuatku nyaman dan senang kuliah disini. Aku yakin ketika aku sudah lulus nanti aku pasti akan merindukan saat-saat bersama kalian. Candaan kalian, suasana praktikum bareng kalian, suasana kunjungan lapangan atau praktikum lapangan bareng kalian dan terlebih lagi saat-saat ketika kita bikin acara masak-masak habis panen lele. Sekali lagi A big thanks for you all, BDP'09.

Minggu, 01 Mei 2011

kalau bisa tegak kenapa harus menunduk

Guys, rendah hati itu boleh, tapi rendah diri itu harus dihilangin dari diri kita. Do you know? kalau sikap jalan kita dapat dianalogikan seperti sikap kita dalam menyikapi hidup lho. Orang yang berjalan dengan menundukkan kepala dianalogikan orang yang rendah diri, tidak percaya diri, dan tidak mempunyai semangat dalam menggapai cita-citanya. Sedangkan orang yang berjalan tegap dan kepalanya tegak serta menatap ke depan dianalogikan orang yang penuh semangat, penuh percaya diri, lantang dalam menyuarakan pendapatnya, gigih dalam berusaha, selalu berusaha keras untuk mendapatkan apa yang diimpikannya atau dicita-citakannya dan selalu ada keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik. So, kalau kamu bisa berjalan dengan tegak kenapa harus berjalan menunduk?Hidup itu harus penuh semangat dan percaya diri. Yakinlah, setiap kamu mau berusaha dan yakin bisa pasti kamu akan bisa menggapai cita-citamu dan pasti akan ada jalan terbaik untuk mendapakannya. Kuncinya hanya be the best, do the best, and let God take care of the rest.