Jumat, 21 Januari 2011

ekosistem estuari


A.           Pengertian Estuari
  • Lauff (1961) : Estuaria sebagai perairan yang semi tertutup menerima air tawar yang mengalir dari daratan dan sekitarnya serta mempunyai hubungan bebas dengan laut lepas.
  • Reid (1961): Estuaria sebagai perairan tertutup yang mempunyai hubungan langsung dengan laut dan keadaan lingkungannya sangat dipengaruhi oleh aktifitas pasang surut, sehingga terjadi pencampuran dengan air tawar.
  • Knight (1965): Estuaria adalah saluran dimana air pasang-surut yang datang dengan arus sungai, daerah tersebut merupakan bagian dari laut yang terletak pada ujung dari muara sungai.
  • Pritchard (1967): estuaria adalah suatu perairan pesisir yang semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut lepas.
  • Odum (1972): Estuaria adalah muara sungai dimana terjadi arus pasang-surut yang mengakibatkan adanya percampuran antara air laut dengan air tawar.
·        Dyer (1997): Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, meluas ke sungai sejauh batas pasang naik, dan bercampur dengan air tawar, yang berasal dari drainase daratan.
B.           Tipe Estuari
1.      Coastal plain estuari atau Drowned river valleys, yaitu tipe estuaria yang berbentuk lembah, banyak dijumpai di daerah temperate. Kedalaman estuaria umumnya raetip dalam, bias mencapai sekitar 30 m. Masukan air tawar dari sungai relatif kecil dibandingkan dengan volume air laut ketika pasang. (Kurniawan, 2010)
2.      Bar-built estuaries, yaitu estuaria yang hubungannya dengan laut lepas dibatasi dengan timbunan atau palung pasir, yang biasanya berbentuk lonjong sejajar pantai. Kedalaman estuaria ini biasanya dangkal, hanya beberapa meter saja dan sering mempunyai goba atau laguna yang ekstensif, serta jalan keluar air di mulut estuaria yang sangat dangkal. Tipe ini banyak dijumpai di daerah tropis atau daerah-daerah yang pantainya aktif menerima endapan sedimen. (Kurniawan, 2010)
3.      Tectonic Estuary; terbentuk akibat aktivitas tektoknik (gempa bumi atau letusan gunung berapi) yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi oleh air laut pada saat pasang (Efendi, 2009).
4.      Fjords; merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.  Fjord Estuary banyak dijumpai di daerah temperate dan terbentuk akibat pelelehan gunung es (glaciers) ketika jaman Pleistocene. Di mulut esturia biasanya terdapat sill (dataran lembah yang mencuat), sehingga perairan di bagian tersebut cukup dangkal. Sedangkan kedalaman lembah (water basin) di bawah sill sangat dalam, bias mencapai sekitar 300-400 m, bahkan ada yang mencapai 800 m. masukan air tawar dari sungai relative besar dibandingkan dengan volume air laut ketika pasang, sedangkan yang keluar dari sungai dibandingkan dengan total volume fjord relative kecil (Kurniawan, 2010).
C.          Karakter fisik Estuari
Menurut Efendi (2009), perpaduan antara beberapa sifat fisik estuaria mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan biota estuaria. Beberapa sifat fisik yang penting adalah sebagai berikut:
1.      Salinitas. Estuaria memiliki gradien salinitas yang bervariasi, terutama bergantung pada masukan air tawar dari sungai dan air laut melalui pasang-surut. Variasi ini menciptakan kondisi yang menekan bagi organisme, tapi mendukung kehidupan biota yang padat dan juga menangkal predator dari laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengan salinitas yang rendah.
2.      Substrat. Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang berasal dari sedimen yang dibawa melalui air tawar (sungai) dan air laut. Sebagian besar partikel lumpur estuaria bersifat organik, sehingga substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi cadangan makanan yang penting bagi organisme estuaria.
3.      Sirkulasi air. Selang waktu mengalirnya air dari sungai ke dalam estuaria dan masuknya air laut melalui arus pasang-surut menciptakan suatu gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota estuaria, khususnya plankton yang hidup tersuspensi dalam air.
4.      Pasang-surut. Arus pasang-surut berperan penting sebagai pengangkut zat hara dan plankton. Di samping itu arus ini juga berperan untuk mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang sampai di estuaria
5.      Penyimpanan zat hara. Peranan estuaria sebagai penyimpan zat hara sangat besar. Pohon mangrove dan lamun serta ganggang lainnya dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya sebagai bahan organik yang akan digunakan kemudian oleh organisme hewani

D.          Adaptasi Biota pada Daerah Estuari
Adaptasi pada daerah estuary digolongkan menjadi 3 yaitu;
1.      Adaptasi morfologis : organisme yang hidup di Lumpur memiliki rambut-rambut halus (setae) untuk menghambat penyumbatan-penyumbatan permukaan ruang pernapasan oleh partikel Lumpur.
2.      Adaptasi fisiologis : berkaitan dengan mempertahankan keseimbangan ion cairan tubuh dalam menghadapi fluktuasi salinitas eksternal.
3.      Adaptasi tingkah laku : pembuatan lubang ke dalam Lumpur oleh rganisme, khususnya invertebrata.
Variasi salinitas di daerah estuaria menentukan keragaman biota di daerah estuari. Hewan-hewan yang hidup di perairan payau (salinitas 0,5 - 30), hipersaline (salinitas 40 - 80), atau air garam (salinitas > 80), biasanya mempunyai toleransi terhadap kisaran salinitas yang lebih besar dibandingkan dengan organisme yang hidup di air laut atau air tawar. Organisme yang dapat tahan terhadap konsentrasi garam mulai dari air berkristal dalam kondisi kehidupan latent (benih, spora,cysta), dan mulai dari air destilata sampai salinitas hampir mencapai 300o/oo dalam kondisi kehidupan yang aktif. (Christina et all.,2010).

E.           Tipe Komunitas Estuari
1.      Open water
Pada daerah ini berbatasan langsung dengan daerah pantai.
2.      Mudflats
Mudflats dicirikan oleh ukuran butiran sedimen sangat halus dan memiliki tingkat bahan organik yang tinggi, daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut yang mengaduk sedimen secara periodik. Interaksi organisme dengan sedimen dan pengaruh evaporasi perairan yang sangat tinggi di lingkungannya (Nurul, 2009). Dataran lumpur estuaria sering kali banyak mengandung flora diatom bentik dari pada plantonik (Anoni, 2010)
3.      Salt marshes
Vegetasi dominan pada daerah salt marshes adalah tumbuhan bunga berumur panjang yang menancapkan akarnya  di daerah intertidal bagian atas dan memagari estuari diseluruh daerah  beriklim sedang di dunia.  Jenis yang dominan yaitu Spartina dan Salicornia.  Di daerah tropik, rawa asin diganti oleh hutan bakau (Anonim, 2010).

4.      Mangrove forest
Pada daerah ini didominasi oleh pohon-pohon dan semak-semak yang tumbuh dibawah muka air pasang tertinggi. Sistem perakarannya terendam secara teratur oleh air laut, bahkan yang tercampur dengan air tawar. Vegetasi mangrove memiliki bentuk dan ukuran yang beragam dari bentuk pohon yang menjulang tinggi samapi bentuk epifit yang menjalar. mangrove umumnya berkembang sepanjang wilayah pantai terlindung dengan dasar Lumpur sampai pasir. Tetapi dalam beberapa kasus mereka ditemukan pada pantai berbatu yang tersapu gelombang (Sunarto, 2008)
5.      Other








Tidak ada komentar: